Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Senin, 05 Maret 2012
Sejarah Cirebon
Asal
kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan
kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng bukit Amparan Jati.
Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Kemudian
Ki Gendeng Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di lemahwungkuk yang
letaknya kurang lebih 5 km, ke arah Selatan dari Muara Jati. Karena banyak
saudagar dan pedangan asing juga dari daerah-daer5ah lain yang bermukim dan
menetap maka daerah itu di namakan Caruban yang berarti campuran kemudian
berganti Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang.
Raja
Pajajaran Prabu Siliwanggi mengangkat Ki Gede Alang-alang sebagai kepala
pemukiman baru ini dengan gelar Kuwu Cerbon. Daerahnya yang ada di bawah
pengawasan Kuwu itu dibatasi oleh Kali Cipamali di sebelah Timur, Cigugur
(Kuningan) di sebelah Selatan, pengunungan Kromong di sebelah Barat dan Junti
(Indramayu) di sebelah Utara.
Setelah
Ki Gedeng Alang-alang wafat kemudian digantikan oleh menantunya yang bernama
Walangsungsang putra Prabu Siliwanggi dari Pajajaran. Walangsungsang ditunjuk
dan diangkat sebagai Adipati Carbon dengan gelar Cakrabumi. Kewajibannya adalah
membawa upeti kepada Raja di ibukota Rajagaluh yang berbentuk hasil bumi, akan
tetapi setelah merasa kuat meniadakan pengiriman upeti, akibatnya Raja mengirim
bala tentara, tetapi Cakrabumi berhasil mempertahankannya.
Kemudian
Cakrabumi memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan kerajaan Cirebon
dengan mamakai gelar Cakrabuana. Karena Cakrabuana telah memeluk agama Islam
dan pemerintahannya telah menandai mulainya kerajaan kerajaan Islam Cirebon,
tetapi masih tetap ada hubungan dengan kerajaan Hindu Pajajaran.
Semenjak
itu pelabuhan kecil Muara Jati menjadi besar, karena bertambahnya lalu lintas
dari dan ke arah pedalaman, menjual hasil setempat sejauh daerah pedalaman Asia
Tengara. Dari sinilah awal berangkat nama Cirebon hingga menjadi kota besar
sampai sekarang ini.
Pangeran
Cakra Buana kemudian membangun Keraton Pakungwati sekitar Tahun 1430 M, yang
letaknya sekarang di dalam Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon.
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran yang membangun dipersilahkan, jangan lupa menjaga kesopanan dengan bahasa yang baik :)